HIKMAH KEMATIAN

HIKMAH KEMATIAN


Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain? Seperti yang tercantum dalam ayat:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57)

Tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.

Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya. Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)

Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya.

Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya! Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap.

Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti. Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan
dimandikan untuk yang terakhir kalinya.

Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan. Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.

Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini.

Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda. Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buihbuih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk.

Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka. Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya.

Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi. Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.

Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi? Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka.

Mungkin saja hal tersebut segera terjadi. Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian].

Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup. Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa.

Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:

Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)

Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.

Aurat Wanita Dari Kaca Mata Seorang Geologist!


Barangsiapa yang pernah melihat bukit menghijau yang telah dibotakkan dan selalu bermasyarakat pasti akan dapat menghidu ke manakah halatuju penulisan saya pada kali ini. Baik... faktanya, bukit yang masih ditutupi oleh tumbuh-tumbuhan segar lebih sedap dipandang mata. Selain itu, ianya juga selamat daripada bencana alam dan boleh berfungsi sebagai kawasan tadahan hujan sebagaimana sepatutnya.

Jika sebahagian besar bukit itu dibotakkan, yang sebaliknya akan berlaku! Buruk dipandang mata. Selain itu akan berlaku bencana seperti gelongsoran tanah, bangunan runtuh dan banjir lumpur. Fungsinya sebagai kawasan tadahan hujan juga akan hilang. Impaknya, jika bencana itu berskala besar pastinya akan mendatangkan kerugian besar pada harta benda, kemalangan dan kehilangan nyawa.

Demikian juga halnya aurat. Golongan wanita khususnya patut mengambil pengajaran daripada kisah bukit botak ini. Pendedahan bahagian-bahagian badan yang tidak sepatutnya dilihat oleh mereka yang bukan mahram adalah satu tindakan yang merugikan diri sendiri dan masyarakat sekitar. Ianya buruk dipandang oleh agama dan nilai-nilai ketimuran. Selain itu, diri dan masyarakat akan tergelongsor, runtuh dan lemas di dalam banjir kebobrokan peribadi. Sementara fungsi wanita sebagai tadahan dosa juga akan sirna.

"Berpakaianlah sebagaimana yang agama kalian perintahkan.
Anda mampu mengubahnya!"

Tiada Keseronokan Bekerja?

Gnies

Anda seronok dengan pekerjaan anda sekarang? Jangan tipu... he he. Kalau seronok baguslah, tahniah. Boleh jadi keseronokan anda itu disebabkan pekerjaan anda sekarang adalah idaman anda sejak kecil lagi. Tapi bagaimana pula bagi mereka yang tidak senasib dengan anda? Iaitu, pekerjaan yang mereka ada sekarang adalah satu pekerjaan yang bukan pilihan hati mereka. Terpaksa terima demi survival hidup.

Golongan pekerja seperti ini akan selalu murung di tempat kerja. Setiap petang hari jumaat, langkahnya laju meninggalkan pejabat sambil tersenyum riang. Apabila tiba pagi isnin, terasa berat kaki dan hati untuk melangkah ke pejabat. Fenomena ini jika berterusan, bisa merudumkan paras produktiviti seluruh pekerja dalam negara kita. Amat bahaya!

Justeru, bagaimana mengatasi permasalahan ini? Caranya adalah, tanamkan keseronokan bekerja di dalam diri setiap pekerja. Bagaimana pula mewujudkan rasa seronok itu. Pakar-pakar motivasi tanahair telah memberikan petua mereka, termasuk Dato` Dr. Mohd. Fadzilah Kamsah melalui bukunya, "55 Petua Seronok Bekerja".

Sebenarnya ada satu petua yang saya ingin kongsikan. Tapi, ia belum teruji lagi. Mungkin kita boleh bersama-sama mengujinya. Saya mendapat idea ini daripada fenomena pembentukan batuan metamorf (jelmaan) di dalam geologi. Batuan pada asasnya ada tiga jenis iaitu, sedimen, igneus dan metamorf. Ringkasnya, batuan metamorf ini terbentuk apabila mana-mana tiga batuan ini mengalami tekanan dan suhu tertentu. Nama batu itu akan berubah samada menjadi gnies, syis, filit, hornfels, kuarzit dan lain-lain lagi bergantung kepada asalan serta kadar tekanan dan suhu yang diterima.

Nampak? Maknanya, batu jenis ini akan boleh 'menyesuaikan diri' dengan persekitaran barunya. Ya... walau di mana sahaja dalam litosfera bumi. Demikian juga halnya dalam keseronokan bekerja. Pekerjaan yang bukan pilihan utama kita bukanlah alasan untuk kita tidak menyeronokan diri bekerja. Sesuaikan diri kita dengan pekerjaan itu tanpa membuang cita-cita sebenar kita. Contoh mudah, jika cita-cita sebenar anda ingin menjadi seorang guru. Tetapi tiba-tiba anda terpaksa menjadi seorang polis. Sudah pasti anda tidak akan seronok!

Jadi... cara untuk seronok adalah, jadikan diri anda sebagai `guru` di dalam "polis". Anggaplah diri anda guru dan bukan polis. Sebagaimana batuan metamorf tadi, walaupun namanya bertukar-tukar tapi ia tetap metamorf. Pada kad nama anda adalah polis. Tapi di dalam diri anda adalah guru. Berfikir, bercakap dan bertindak setangkas seorang polis tapi kaedah kerja dan matlamatnya bukan menghukum sesiapa melainkan untuk mentarbiyah/mendidik diri dan masyarakat. Begitu juga jika anda ingin menjadi seorang ahli perniagaan, ahli politik, doktor, peguam dan sebagainya.

Selamat mencuba!



Nota: Jadikanlah pekerjaan anda sekarang sebagai universiti. Tempat berlatih untuk mempersiapkan diri dalam rangka mencapai cita-cita anda yang sebenar.

Selamat Kembali Kpd Fitrah 1430H/2009M

SELAMAT KEMBALI KEPADA FITRAH 1430H/2009M DIUCAPKAN UNTUK SEMUA MUSLIMIN & MUSLIMAT WALAU DI MANA SAHAJA BERADA. GMC MEYUSUN 10 JARI MEMOHON AMPUN DAN MAAF ZAHIR BATIN. SEMOGA HARI LEBARAN INI, MENJADI MEDAN KEPADA KITA UNTUK SALING MENGERATKAN IKATAN PERSAUDARAAN.

Mari Beralih Kpd Produk Tempatan Yg Halal Lagi Baik!



Nota: Tanpa kita sedari, sejak sekian lama kita mendewa-dewakan produk import khususnya makanan. Impaknya amat menyedihkan. Perniagaan luar semakin kaya, peniaga tempatan gulung tikar. Ayuh! Revolusikan pemikiran anda. Mari bersama saya beralih kepada PRODUK TEMPATAN YANG HALAL LAGI BAIK. Pastinya di Al-Wahida Marketing Sdn. Bhd.

Muhd. Umar. S
Pengedar Bertauliah (526324.MY01)
Al-Wahida Marketing Sdn. Bhd

Ke Mana Perancang Dakwah?

Remaja Kristian berhimpun di sini lebih kurang seminggu dalam usaha memperkasakan jiwa dan keyakinan mereka.

Mengikut temubual yang SMS jalankan, peserta-peserta yang datang ke sini datang dari daerah-daerah seluruh Sabah. Bilangan peserta yang menghadiri perhimpunan di Dewan Hongkod Koisaan, Penampang kelmarin 26 Ogos 2009 sahaja adalah seramai lebih dari 2000 orang.

Para pemikir Kristian terus-terusan menggembeling tenaga dan wang ringgit demi mencapai matlamat...Agar remaja mereka terbentuk dengan ajaran-ajaran Kristian.

REMAJA ISLAM bagaimana ? Kenapa pihak-pihak berwajib tidak belajar daripada apa yang mereka buat ? Cukupkah dengan hanya berforum dan bertindak atas kertas sahaja ? Atau dengan pelbagai alasan... "kami tidak punya peruntukan, tidak cukup tenaga pendakwah, tidak cukup kenderaan, tidak cukup itu dan ini..." atau cukupkah apa yang sudah ada ...?

Kalau kekurangan idea, kenapa tidak dipanggil orang perseorangan yang punya pemikiran serta pengalaman menjadikan remaja Islam benar-benar punya jadi diri TAUHID? Melihat gejala-gejala sosial masa kini, belia Islamlah yang paling banyak terjebak dengan berbagai kemungkaran..

SMS banyak kali melemparkan pandangan kepada pihak-pihak berwajib. Sama ada melalui blog atau media seperti surat khabar sedikit masa lalu. Ternyata pihak-pihak berkaitan telah melakukan kerja-kerja pendidikan para mualaf di Sabah, namun usaha ini belum cukup berbanding dengan keperluan mereka yang masih memerlukan perhatian khususnya para MUALAF nun jauh di pedalaman... Apapun, terima kasih kepada JAKIM, USIA, JAHEAINS dan YADIM. Pertingkatkan lagi usaha kalian kerana peruntukan berkaitan yang kerajaan salurkan pada badan-badan ini tidak pernah putus.

SMS mencadangkan agar pihak berkaitan dan kerajaan Malaysia mengambil perhatian tentang beberapa perkara, antaranya;

1. Lantik seorang senator dari kalangan mualaf agar permasalahan golongan mualaf sampai segera kepada pihak kerajaan.

2. Panggil penulis-penulis blog Islam di Sabah. Bekerjasama dengan mereka untuk merancang dan melaksanakan program dakwah.

3. Pihak-pihak berwajib perlu menjadikan kampung-kampung masyarakat Dusun yang penganut Islamnya mencapai 60% sebagai kampung angkat.

Sumber: Blog saudara saya, SUARA MUALAF SABAH (SMS) di http://nazri-suaramualaf.blogspot.com/



KOMENTAR GMC:

1. Menyokong cadangan SMS seperti mana yang tercatat di atas.

2. Saya mempunyai ramai kawan yang beragama Kristian. Malah mereka juga sebahagian daripada keluarga saya. Apa yang saya lihat, komitmen mereka di dalam `berdakwah` boleh dicontohi.

3. Kepada mana-mana organisasi Islam yang berkaitan, bangunlah! Usah dilalaikan degan kerusi empuk atau penghawa dingin di pejabat. Beribu mualaf di pedalaman sedang melambai-lambaikan tangan memohon simpati.

Salam Ramadhan!


Syukur pada yang menciptakan langit dan bumi atas nikmat umur panjang, kesihatan yang baik dan rezeki murah. Asbab kepada semua ini, maka diri kita berpeluang untuk menyambut bulan yang penuh keberkatan ini untuk yang kesekian kalinya.

Ekoran itu, GMC mengucapkan selamat berpuasa kepada seluruh umat Islam walau di mana saja berada. Semoga beroleh ketaqwaan yang tulen!

GMC mengambil kesempatan ini untuk memohon jutaan kemaafan kepada sesiapa saja yang mengenali diri ini, seandainya ada kesilapan. Lupakanlah sengketa lama, ayuh kita bina ukhuwah yang sejati. Salah dan silap kalian sudah lama saya maafkan.

Salam Ramadhan!

ANTARA TSUNAMI DAN BLOG


Tsunami dan blog memang rapat perkaitannya. Hanya 1 `klik`, kesannya amat dahsyat dan parutnya sukar untuk dipulihkan. Ringkasnya Tsunami terjadi apabila berlaku tiga peristiwa di dasar/kawasan lautan. Iaitu, gempa bumi (aktiviti sesar), letusan gunung berapi berskala besar dan hentaman meteorit. 1 `klik` yang saya maksudkan adalah, hanya dengan 1 gempa, hanya dengan 1 letusan atau hanya dengan 1 hentaman, proses Tsunami akan berlaku yang akhirnya membawa kemusnahan sekitar.

Demikian juga blog, hanya dengan 1 klik (publish post) maka akan terpaparlah hasil tulisan seseorang. Tulisan yang bakal mencorakkan negara, hatta seantero dunia. Yang menarik, liputannya bukan sahaja di Acheh, Phuket dan Jepun tapi seluruh dunia! Selagi internet boleh diakses. Siapakah yang lebih kuat impaknya, Tsunami atau blog? Semuanya bergantung kepada sejauh mana ketajaman pena seseorang. Jika pena itu dipegang oleh seorang penulis yang hebat, saya percaya ia boleh mendatangkan kesan yang amat luar biasa dan mungkin lebih dahsyat daripada Tsunami!

Bezanya cuma, kesan penulisan itu boleh ke arah kebaikan dan boleh juga ke arah kehancuran sesebuah peradaban. Justeru, dalam era IT yang sedang berjalan ini marilah bersama-sama kita menguasai dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Maklumat kini di hujung jari, begitulah yang selalu kita dengar. Barangsiapa yang menguasai teknologi ini, ia akan menguasai maklumat. Dan, barangsiapa yang menguasai maklumat, tidak mustahil ia akan menguasai dunia!

AHMAD YASIN: "Apabila Besar Nanti, Mau Bisnes Apa?"


Sebagaimana batu, manusia (anak) juga akan melalui pelbagai fasa perubahan. Apapun perubahannya, sebagai ayah saya mengharapkan agar anak ini akan menjadi jauh lebih baik berbanding ayahnya.

"Apabila besar nanti, mau bisnes apa?", soalan ini akan selalu saya tanyakan kepada anak saya. Semoga dengan cara ini, tradisi "Makan gaji" yang amat berpuaka itu akan dapat dipecahkan. Good luck Ahmad Yasin!

Sunah Berjuang!




Nota: Motivasi perjuangan untuk para Permata Bangsa. Hayatilah lagu ini. Tidak kira anda berjuang di medan mana. Samada sebagai petani, nelayan, pemandu teksi/bas/beca, tukang sapu, penulis, pelajar, surirumah, guru, pendakwah, pemimpin atau siapa saja. Ayuh!!!

Istimewa Untuk Insan-Insan Yg Pernah Kecewa...




Bumi juga mempunyai `perasaan'. Bumi akan kecewa apabila manusia menyemboronokannya! Namun, kekecewaan bumi itu akhirnya merugikan manusia juga. Tanah runtuh, banjir kilat, pemanasan global dan lain-lain lagi. Semua itu berpunca daripada angkara jahat tangan-tangan manusia.

Impaknya ramai manusia akan cedera, kerugian harta, mati dan seumpama dengannya. Justeru, janganlah menjadi manusia yang suka mengecewakan pihak lain. Kerana sakitnya amat menggigit dan memeritkan. Jika tidak mampu memberikan kebahagiaan, usahlah mengecewakan...

Nota: Hayatilah lagu itu. Lagu tersebut juga terpakai untuk para pemimpin, sebagai peringatan agar tidak mengecewakan rakyat.

Soekarno Marudu... Bangun!!!



Nota: Tajuk ini adalah lanjutan daripada Teori MAXIMUS. Dengarlah pidatonya. Jika engkau benar-benar seorang pejuang, hati engkau akan bergetar! Dan...

Teori M-A-X-I-M-U-S: Jawaban Kemunculan `Soekarno` Kota Marudu.

1. Saudara, geologi tidak ketinggalan dengan pelbagai teori. Dulu saya telah berkongasi tentang Teori Hanyutan Benua. Selain itu, ada pelbagai lagi teori lain. Contohnya Teori Darwin yang sesat lagi menyesatkan itu. Teori ini juga terpakai (walaupun sesat) apabila para Ahli Geologi membahaskan tentang isu-isu yang berkaitan dengan fosil.

2. Begitu juga di dalam dunia politik. Terdapat pelbagai teori. Salah satu yang paling popular adalah Teori RAHMAN. Ringkasnya, teori ini merupakan satu ramalan siapakah Perdana Menteri Malaysia selepas Allahyarham Tunku Abd. Rahman. Yang menariknya, walaupun ia hanya teori yang tidak jelas asal-usulnya, teori ini telah berjaya digenapkan dengan terlantiknya Datuk Seri Najib sebagai Perdana Menteri ke-6.

3. Sehubungan itu, saya tertarik untuk menampilkan satu teori baru (kalau belum pernah disentuh sebelum ini) khas untuk dunia politik Kota Marudu. Teori ini saya namakan sebagai Teori MAXIMUS. Kenapa saya pilih nama itu? Pelbagai sebablah, tapi yang pasti beliau telah lama memegang Parlimen P. 168 Kota Marudu. Dan, beliau juga telah berjaya dilantik sebagai menteri penuh. Serta, beliau juga merupakan antara pimpinan terkanan dalam PBS. Maknanya, ada persamaan dari segi kenapa nama `RAHMAN` dipilih dalam teori tersebut. Saya kira tidaklah keterlaluan kalau kita pakai teori ini dalam konteks Kota Marudu.

4. Terlebih dahulu, saya ingin katakan bahawa tiada sesiapa yang mengupah saya menulis tajuk ini. Sebenarnya tujuan saya menulis berkenaan teori ini adalah untuk menjawab soalan `Siapakah Soekarno Kota Marudu dan bila ia akan memimpin kawasan ini`. Ianya berikutan tulisan saya dulu berkenaan "Tunggu Kaya Baru Mau Berjuangkah?" di dalam blog Suara Anak Marudu (SAM). Jika saudara masih ingat di dalam ruangan komen, ada dibahaskan tentang kewujudan Soekarno Kota Marudu. Dan, Mr. Aki di dalam blognya menyebut bahawa beliau tidak perlukan 10 pemuda. Lima orang sahaja kata beliau, sudah cukup untuk menggoncangkan Kota Marudu. Hebat! Tapi persoalannya, siapakah Soekarno yang dinanti-nantikan itu dan bila ia akan muncul?

5. Kalau saya ditanya soalan ini, saya akan bagi Teori MAXIMUS sebagai jawabannya. Berdasarkan perkataan `MAXIMUS` itu saya meramalkan Soekarno Kota Marudu yang ditunggu-tunggu itu ada pada huruf `X`. Maknanya, kemunculannya selepas si `A`. Siapakah si `X` itu, kita belum boleh pastikan lagi. Bersesuaian dengan sifat `X` di dalam matematik yang kita tahu kedudukan di mana, tapi kita tidak tahu apa jawabannya selagi kerja kira-kira itu belum selesai. Rumusan kepada teori ini adalah, Soekarno Kota Marudu pasti akan muncul (jika Tuhan izinkan) dan kemunculannya selepas si `A`. Sekarang ini masih `M` yakni YB. Datuk Dr. Maximus sendiri.

6. Baik... ini cuma satu lontaran idea politik. Jika ada kaki-kaki politik yang berminat membahaskan teori ini, dipersilakan. Kalian juga dialu-alukan untuk mengisi huruf-huruf yang masih kosong. Kalau tidak bersangkutan dengan kitapun, masih ada ruang untuk menukar nama yang terdapat di dalam IC kita, hehehe... Gurau! Saudara, sekarang ini kita sedang mencongak siapakah si `A` sebenarnya. Adakah dia YB. Anita Baranting, Sdr. Androd Sadian atau Dr. Anita Madinah (sekadar menyebut beberapa nama)? Atau, yang selainnya? Jika bukan mereka, adakah mereka ini atau selainnya akan mengisi tempat si `X`? Sama-sama kita nantikan...

Selamat berbahas!


Nota: GMC sebenarnya versatil. Anggaplah ini sebagai motivasi kepada orang-orang politik.

Sap Manuk Atau Sap Ayam?



1. Dalam geologi, kadang-kadang para Ahli Geologi tersilap membuat tafsiran ketika melakukan cerapan. Sehingga berlaku sedikit perbahasan di lapangan. Tapi, maksudnya tetap satu iaitu untuk memastikan bahawa keputusan yang dibuat di lapangan adalah tepat.

2. Demikianlah juga dalam kehidupan kita. Dari kehidupan berkeluarga sehinggalah ke peringkat pengurusan negara. Sebenarnya kita seringkali mempunyai maksud yang satu, cuma mungkin ada sedikit perbedaan kaedah dan tafsiran.

3. Jikalau berlaku situasi begini, apakah penyelesaiannya? Pertama, bertenang (kalau perlu isap sigup sap manuk, isaplah dulu). Kedua, amalkan kerendahan hati dan kebesaran jiwa. Dan ketiga, praktikkan komunikasi berkesan. Selepas itu, jawablah dengan yakin samada sap manuk atau sap ayam??? Hehehe..

Kerendahan Hati & Kebesaran Jiwa Asas Kebersatuan Para Pejuang!



Nota: Biarlah gambar itu yang bicara... Dalam geologi, pokok mempunyai perkaitan rapat dengan batuan di sekitarnya. Ada juga kejadian pokok mengeras, yang akhirnya menjadi batu (Fossil Wood). Pelik tapi benar...

Permata Yang Dicari.




1. Dalam kegempakan kita berbicara soal Permata Bangsa, ada satu permata yang kita terlepas pandang. Permata ini tidak kurang hebatnya berbanding permata-permata lain. Kalau saya disuruh menamakan jenis permata ini, saya pasti awal-awal lagi meletakkan permata ini di dalam kelompok intan. Siapakah mereka? Mereka adalah seorang wanita yang bergelar isteri dan memegang profesion sebagai seorang ibu sepenuh masa atau surirumah.

2. Tidak dinafikan, ramai yang menganggap profesion ini sebagai profesion kelas kedua. Malahan tidak kurang juga yang tidak pernah tahupun, bahawa ianya merupakan satu profesion! Umumnya, para isteri atau ibu yang berkerjaya dianggap kelas pertama. Anda pula bagaimana? Terserahlah kepada anda, setiap kita mempunyai pandangan sendiri. Bergantung kepada sejauh mana kefahaman kita tentang seni berkeluarga dan ilmu kekeluargaan itu.

3. Saya tidak berhajat untuk membuat sebarang konklusi di sini, walaupun kebiasaannya saya akan menutup sesuatu perbincangan itu dengan satu keputusan bersama. Sebenarnya, ada satu pengalaman yang ingin saya kongsikan kepada pembaca sekalian. Kalau mungkin ada di antara anda tidak bersetujupun, sekurang-kurangnya boleh dijadikan bahan fikir. Saya ada tiga orang kenalan. Ketiga-tiga mereka ini mempunyai pengetahuan agama yang cukup baik. Berjiwa pejuang dan pemimpin. Ada yang ahli perniagaan. Dan lainnya, sebagai ahli akademik yang amat sohor dalam tanah air kita. Maksud saya, selalu terpapar dalam media arus perdana negara.

4. Apa yang saya lihat, ketiga-tiga mereka ini mempunyai satu persamaan. Iaitu, mereka memohon isteri mereka berhenti kerja atau tidak berkerja. Ada yang sanggup membayar puluhan ribu pampasan kepada kerajaan kerana isteri mereka berhenti kerja lebih awal daripada tempoh sepertimana yang dipersetujui di dalam kontrak. Pada fikiran manusia biasa, mereka pasti akan menempelak tindakan seperti ini. Tapi, kenapa para suami ini sanggup berbuat demikian? Dan, kenapa si isteri pula merelakannya? Sampai sanggup mengorbankan kerjaya dan keistimewaannya di dalam Kumpulan Pengurusan & Profesional?

5. Saya pernah bertanya kepada salah seorang daripada mereka secara bersemuka. Dengan selamba sahabat saya ini menjawab, "Umar... Ibu itu sebenarnya satu profesion yang sangat penting, kritikal dan mulia. Oleh itu, isteri saya mesti menumpukan perhatian sepenuhnya kepada profesioannya. Seperti mana saya sebagai suami menumpukan perhatian saya kepada profesion saya sekarang."

6. Jawaban itu pendek dan saya kurang berpuas hati (masa itu saya masih bergelar mahasiswa). Akhirnya saya menjumpai jawapan kepada persoalan saya itu daripada penulisan-penulisan yang dituntaskan oleh kenalan saya yang ahli akademik tadi. Ada di antara mereka menganggap atau mendefinisikan keluarga itu sebagai sebuah negara. Yang Perdana Menterinya adalah si suami dan Menteri Pendidikannya adalah si isteri. Sementara anak-anak mereka merupakan Anak-Anak Didik. Beliau beranggapan begitu kerana menurut beliau keluarga itu sama malah mungkin lebih penting dan sukar dijaga berbanding sebuah negara. Justeru, amat wajarlah si isteri menumpukan perhatian dan kekuatannya kepada profesionnya sebagai Menteri Pendidikan di dalam rumahtangga.

7. Bagi mereka rumahtangga bukan hanya tempat untuk menyalurkan nafsu ke tempat yang halal, menghilangkan kesunyian dan tempat berteduh ketika kesakitan. Tetapi rumahtangga itu merupakan kilang untuk menghasilkan generasi pejuang yang bakal membela nasib rakyat dan negara pada masa depan. Kalaulah si isteri itu berkerja di luar, adakah tanggungjawbnya sebagai Menteri Pendidikan itu akan dapat ditunaikan dengan sempurna? Allah menciptakan manusia secara berpasangan. Ada lelaki dan ada perempuan. Maka diturunkan panduan kehidupan sesuai dengan fitrah masing-masing. Saya melihat, tindakan ketiga-tiga kenalan saya ini menepati fitrah dan meletakkan isteri mereka di tempat yang sepatut dan selayaknya.

8. Syukurlah. Saya melihat dari kejauhan, keluarga mereka ini tampak telah berjaya memenuhi konsep Rumahku Syurgaku. Anak-anakpun berkembang dengan baik dari semua aspek kehidupan samada jasmani, emosi, rohani atau intelek. Syabas kepada mereka bertiga! Jadi, apa pendapat anda sekarang? Terpulanglah... itu hak masing-masing untuk membuat keputusan. Apapun, saya secara peribadi bersetuju dengan cara mereka. Dan, sekarang saya dalam proses pembelajaran mengikuti jejak mereka.

9. Akhir kata, kepada surirumah sekalian walau di manapun berada... saya ingin katakan bahawa usahlah bersedih dengan status kalian sekarang. Kalian sebenarnya telah membuat pilihan yang tepat. Yang penting kalian faham dan yakin kenapa kalian membuat pilihan demikian. Jika kalian mempunyai kekuatan yang lebih, kalian bukan sahaja boleh menjadi sebagai Menteri Pendidikan dalam rumahtangga kalian tetapi juga kepada masyarakat, negeri dan negara.

10. Kejadian jenayah yang dahsyat dalam negara kita dewasa ini, menuntut kita memberikan jawaban. Yang pasti ramai akan bersetuju bahawa semuanya bermula dari rumahtangga yang berantakan. Tidak kira samada rumahtangga rakyat atau pemimpin. Maknanya, Perdana Menteri dan Menteri Pendidikan dalam rumahtangga-rumahtangga itu gagal di dalam memainkan peranan mereka. Ataupun, jawatan-jawatan itu tidak pernah wujud dalam rumahtangga yang terlibat? Wahai para isteri dan ibu sepenuh masa sekalian, kalianlah permata yang dicari... Ayuh, teruskan menghayun buaian dan goncangkanlah dunia!


Amaran: Formula ini tidak sesuai diamalkan oleh suami yang dayus atau tidak berkemampuan.

Guru BI Yang Mengagumkan!




Nota: Kalau permata yang paling kuat adalah intan, salah seorang guru Bahasa Inggeris yang paling hebat pernah saya temui adalah beliau. Lihatlah sehingga selesai, saya pasti anda akan kagum dan tertawa, hehe...

Tunggu Kaya Baru Mau Berjuangkah?

1. Ibu-ibu, bapa-bapa, abang-abang, kakak-kakak, adik-adik, saudara saudari yang saya hargai sekalian... hari ini mari bersama saya berbincang soal perjuangan. Ya, saya akui bukan mudah mengupasnya. Hanya seorang pejuang sejati yang layak membelah dan mengeluarkan intipati tajuk ini. Siapa pejuang yang sejati itu? Mereka adalah yang berjuang menegakkan yang hak dan meruntuhkan yang batil hanyasanya kerana Penciptanya, serta telah diuji dengan pelbagai mehnah dan tribulasi perjuangan. Sogokan kemewahan, kekangan, cacian, ugutan, penjara, kesempitan, kesakitan dan ancaman terhadap nyawanya dan keluarganya. Ternyata mereka berjaya melepasi semua itu. Merekalah pejuang sejati.

2. Dan, saya bukan orangnya. Malahan, saya tidak tahu bahawa saya ini layak atau tidak digelar pejuang. Apatah lagi pejuang sejati. Bagaimanapun, atas sebab rasa tanggungjawab sebagai sesama insan, rasanya tidak salah kita saling bertukar-tukar fikiran. Baik... setelah didedahkan senarai Permata Bangsa di dalam blog Suara Anak Marudu (SAM) baru kita menyedari bahawa kita tidak ketandusan orang-orang berkebolehan yang boleh disandarkan harapan soal masa depan bangsa dan rakyat khususnya di kawasan Kota Marudu. Kalau Presiden Soekarno perlukan hanya 10 orang pemuda dan beliau kata akan goncangkan dunia, kita ada lebih daripada itu. Tapi soalnya sekarang, kita tidak butuhkan kuantiti. Yang kita dambakan adalah kualiti. Dan, kita mahu mencari seorang Soekarno untuk memimpin permata-permata berkualiti ini agar bisa digoncang Tandek, Kota Marudu dan bahkan Malaysia!

3. Saudara perasan bukan, permata-permata yang disenaraikan bangun dan menyuarakan isi hati mereka. Walaupun bukan semua. Sehinggakan blog tersebut bingit seketika dengan pekikan-pekikan batin mereka. Malah tidak kurang juga yang memulakan langkah pertama mereka dengan membuat blog peribadi sebagai medan pemufakatan bersama dengan permata-permata lain. Lahirnya percikan idea perjuangan dari pelbagai dimensi dan harapan. Mereka merasakan diri mereka dihargai dan diperlukan. Dan, mereka telah mula bangun dan betul-betul sedar bahawa sebenarnya diri mereka itu adalah permata. Bukan kaca atau serpihan batu di jalanan.

4. Namun, di celah-celah jeritan itu kedengaran luahan halus beberapa permata yang lain. Mereka berkata, mereka perlu berjuang untuk diri mereka dan keluarga mereka terlebih dahulu. Mendapatkan kerjaya yang baik. Dan, barangkali juga kalau boleh selain ada pekerjaan perlu juga ada kereta besar, rumah besar dan semuanya yang besar-besar. Atau dalam istilah yang lebih mudah, biarlah kita tunggu kehidupan kita senang baru kita ingin memulakan langkah perjuangan membela bangsa dan rakyat. Saudara, saya ingin tegaskan di sini bahawa luahan-luahan seperti ini sebenarnya bukan mereka sahaja yang alami. Saya percaya, sebahagian besar golongan muda punya isu yang sama. Dilema yang sama juga melanda segelintir manusia yang tidak sedar bahawa diri mereka semakin senja. Sebenarnya mereka tidak salah sedikitpun kerana memberikan luahan seperti itu. Luahan itu merupakan isyarat bahawa jiwa mereka perlu difahami dan diri mereka perlu didampingi. Persoalannya sekarang, betulkah premis mereka ini bahawa `tunggu kaya baru mau berjuang`?

5. Ini persoalan yang bagi saya sukar dirungkaikan. Tapi secara peribadi saya ingin katakan bahawa memburu harta dan menjadikan material itu sebagai pengukur kelayakan seseorang untuk terjun dalam perjuangan adalah tidak tepat. Harta itu memang penting, tapi ianya bukan syarat dan matlamat. Ekoran itu, usaha keras kita ke arah mempertingkatkan pendidikan dan ekonomi diri atau keluarga perlu berjalan seiring dengan perjuangan membela nasib bangsa dan rakyat. Mesti seiring. Semasa saya menjadi Pemimpin Mahasiswa dulu, saya diajar supaya menjadikan perjuangan kemahasiswaan itu No. 1 dan akademik BUKAN No. 2.

6. Maknanya apa? Maknanya ia kena seiring. Sama-sama penting. Kalau tidak seiring, kita risau akar perjuangan itu akan tercabut dari hati kita. Kita risau umur kita tidak panjang lalu semua hasrat kita untuk membawa perubahan terkubur bersama-sama dengan jasad kita. Kita risau usia muda kita yang sarat dengan kekuatan dan idealisma perjuangan, terbiar begitu saja. Kita risau kita akan lalai dengan kemewahan lantas malas dan takut untuk berjuang. Kita risau ada golongan yang tidak bertanggungjawab atau tidak cekap memimpin kita lalu deritalah rakyat dan hancurlah bangsa. Kita risau Ph.D tidak dapat, harta entah ke mana. Lalu, bangsa dan rakyat di tempat kita kekal macam begitu juga. Malah mungkin semangkin bobrok. Pada masa itu menangis air mata darah sekalipun tidak ada gunanya lagi...

7. Kita lihatlah sendiri pemimpin-pemimpin yang hebat di dunia. Tiada pemimpin di dunia sehebat Utusan-UtusanNya. Cuba lihat kehidupan mereka. Sederhana kan... Cara hidup Utusan-Utusan inilah yang Tuhan perintahkan kita mengikutinya. Lihat saja kehidupan Khalifah Umar al-Khattab yang cucunya (Khalifah Umar Abdul Aziz) menjadi kebanggaan dan idola Ketua Menteri Pulau Pinang sekarang. Bajunya bertampal-tampal. Makanannya roti kering berminyakkan minyak jelanta. Rumahnya amat sederhana. Tapi, pemimpin yang mungkin kita pandang sebelah mata ini telah menguasai sebahagian besar dunia dan disenaraikan sebagai manusia ke-4 paling berpengaruh di dunia oleh penulis Barat.

8. Jadi, permata-permata sekalian... Ayuhlah bangkit dari kealpaan kita yang panjang demi masa depan bangsa dan rakyat khususnya di tempat kita sendiri. Di tempat-tempat lain tidak perlulah kita menyibukkan diri. Di sana sudah ada pejuang-pejuang yang gagah perkasa membela bangsa dan rakyat mereka. Langkah pertama, kenali kekuatan diri kita dahulu. Selepas itu baru kita akan tahu di aspek mana kita boleh menyumbang. Yang mahir menulis, menulislah. Yang mahir seni, bersenilah. Yang mahir bertani, bertanilah. Yang mahir berniaga, berniagallah. Yang mahir berpidato, berpidatolah. Yang mahir mengajar, mengajarlah. Dan, yang mahir memimpin, memimpinlah.

9. Tidak boleh semua berada di saf hadapan. Bermaksud, berjuanglah mengikut kekuatan dan kemahiran kita masing-masing. Umpama seekor burung helang. Ada kepala, sayap, badan, kaki dan kukunya. Kalau semua kemaruk mahu menjadi kepala, burung itu bukan sahaja tidak boleh terbang tapi akan mati. Setiap kita ada peranan tersendiri. Yang penting lagu dan irama kita sama. Berpadu menuju destinasi yang satu. Dengan tekad kuat di hati, memperjuangkan nasib bangsa dan rakyat Kota Marudu!


Nota: Dalam geologi permata itu biasanya dikenali sebagai mineral.

Sebahagian Permata Kg. Longob.


Sebenarnya tajuk yang ingin saya bincangkan pada kali ini ialah "Tunggu Kaya, Baru Mau Berjuangkah?". Tapi, busy sikit hari ni. Untuk tidak mengecewakan, terimalah gambar ini sebagai mukadimah...

GAGAL: Selamat Hari Guru

Apa khabar saudaraku sekalian? Rasanya sudah agak lama saya berehat. Ke hulu dan ke hilir dengan pelbagai urusan. Sebenarnya kesibukan bukanlah penghalang untuk mengemaskinikan blog. Sesibuk manapun seseorang, kita pasti punya masa di antara selepas jam 12.00 tengahmalam hingga sebelum subuh. Tapi malang bagi saya kerana, laptop saya masih di kilang. Pembaikan masih belum selesai. Ini angkara anak kesayangan sayalah tu... pandai-pandai siram laptop saya. Ainul ingat itu bunga kah? hehe. Tidak apa, abah tidak marah. Kadang-kadang kegiatan anak ini tidak boleh selalu disekat dengan perkataan `jangan/kada/ don`t`. Risau daya kreativitinya terbantut. Okey.. diharapkan kawan-kawan fahamlah kalau ada ruangan saya yang belum dikemaskinikan.

Baiklah, pada kali ini saya ingin berbicara soal Hari Guru. Saya sudah sampaikan ucapan Hari Guru kepada cikgu-cikgu di dalam SAM walaupun ada sedikit kelewatan berbanding yang lain. Sebenarnya dalam geologi juga, ada mengajar tentang penghargaan. Geologi mendidik masyarakat supaya mempunyai sifat menghargai. Ianya dapat dilihat terutamanya di dalam kitab Geologi Ekonomi. Dalam kitab ini kita diajar tentang batu-batu permata (mineral) yang berharga. Apabila berharga, semestinyalah kita akan menghargainya kan? Apapun, darjah penghargaan itu tidak sama di antara satu permata dengan permata yang lain. Ia bergantung kepada banyak faktor. Contohnya, intan sudah pastilah jauh lebih bernilai daripada serpihan batu di jalanan. Justeru, darjah penghargaan terhadap intan sememangnya jauh lebih tinggi berbanding dengan batu jalan tadi. Macam begitulah uniknya geologi. Bukan hanya mengajar tentang bumi tetapi juga psikologi kemanusiaan.

Kalau kita lihat di kebanyakan blog, mereka akan memilih seorang guru yang paling mereka hargai untuk disampaikan ucapan selamat dan penghargaan. Tapi, izinkan saya mempersembahkan sedikit kelainan. Saya juga ingin merakamkan ucapan selamat dan penghargaan ini kepada guru saya. Bagaimanapun, guru saya ini bukan manusia, bukan malaikat dan bukan juga binatang. Yang pasti, ia tetap mahkluk ciptaan Allah juga. Dialah guru saya sepanjang hayat. Tidak lain dan tidak bukan, dialah `Gagal` saya. Sejak saya lahir sehingga sekarang guru inilah yang banyak mengajar saya. Daripada kegagalan demi kegagalan yang saya lalui, mengajar 1001 perkara. Daripada situ, saya bangkit dan menggapai beberapa kejayaan. Alhamdulillah. Saya jarang belajar daripada kejayaan. Selalunya saya belajar daripada kegagalan saya menilai dan menjaga kejayaan itu.

Saya dilahirkan dan dibesarkan di dalam sebuah keluarga yang saya sifatkan gagal ekonominya tapi berjaya prinsip juangnya. Kegagalan ekonomi keluarga yang berpuluh tahun lamanya telah mengajar saya supaya bangkit daripada kemiskinan. Kegagalan saya menjadi pelajar cemerlang telah mengajar saya untuk lebih tekun belajar. Kegagalan saya di dalam percintaan/perhubungan telah mengajar saya membentuk sebuah perhubungan yang lebih ikhlas dan bermatlamat. Kegagalan saya membaca dan menyelami derita rakyat telah mengajar saya supaya terjun dalam dunia perjuangan. Kegagalan saya menjadi hamba Allah yang soleh telah mengajar saya apa ertinya Cinta Allah. Akhirnya, `Gagal` saya juga mengajar saya supaya membuat persiapan serapi dan sebaik mungkin agar tidak akan gagal lagi... Selamat Hari Guru Gagalku!



Pesanan: Jangan takut pada kegagalan. Belajarlah daripadanya. Tapi ingat, jangan sampai dipatuk ular kali kedua di lubang yang sama!

Rehat Sebentar... Penat!



Saudara/i yg saya muliakan sekalian. Bermula 4-20 Mei 2009 saya akan terlibat dengan pelbagai urusan penting jabatan. Justeru, barangkali blog ini dan yang berkaitan dengannya akan direhatkan seketika.

Terimalah gambar di atas sebagai tanda terima kasih saya, hehe... (Bawah: Berlatarbelakangkan Gunung Ayam di Gua Musang, Kelantan. Atas: Bergambar bersama beberapa Ahli Geologi Malaysia dgn berlatarbelakangkan Gunung Santubong, Sarawak.) Semoga berjumpa lagi!

"They Were Horsemen By Day and Ascetics By Night."


Bertemu kembali. Saudara, saya baru kembali dari sebuah `kembara memburu cinta Ilahi` dalam tempoh 14 hari. Saya ingin berkongsi sedikit. Di sepanjang pengembaraan saya itu, kelihatan jelas bumi ciptaanNya terhampar seluas mata memandang dan sedalam benak merenung. Alhamdulillah... cinta saya padaNya semakin marak dan kental.

Saya tertunduk... terasa diri ini amat kerdil melihat kebesaranNya dan kebijaksanaanNya mengukir muka bumi yang tidak terdapat sezarahpun kecacatan. Dipasakkan gunung dan perbukitan, dilebarkan lautan dan dihamparkan dataran. Di atasnya tempat kita menjalani kehidupan ini. Dalam geologi, kajian yang berkaitan dengan proses pembentukan/perubahan muka bumi dipanggil sebagai geomorfologi.

Justeru wujudnya pelbagai rupa bumi maka pastinya wujud juga pelbagai aktiviti yang dilakukan manusia. Antaranya gunung-ganang/gua terkenal sebagai lokasi pertapaan. Padang pasir misalnya selalu digunakan sebagai tempat pertempuran. Apabila berbicara soal ini, tiba-tiba saya teringat satu ungkapan daripada perisik tentera musuh yang menyelinap masuk ke kawasan perkhemahan tentera Islam semasa kegemilangan Tamadun Islam dahulu.

Sekembalinya perisik itu dari perisikan, beliau melaporkan bahawa, "Mereka itu (tentera-tentera Islam) adalah bagaikan penunggang kuda/singa di siang hari dan rahib/zahid di malam hari (They were horsemen by day and ascetics by night).". Maksudnya, kalau di siang hari di medan perang mereka itu setangkas kuda dan garang bagai singa. Sementara di malam hari pula mereka boleh menitiskan air mata merendahkan diri di hadapan Pencipta di dalam beribadah menyerahkan diri sebulat-bulatnya hanyasanya kepadaNya. Buktinya terpahat kukuh dalam dada sejarah peradaban dunia.

Saudara, mari kita bandingkan pula dengan keadaan majoriti umat sekarang ini. Tidak kira yang muslim atau sebaliknya. Muda-mudi khususnya! Golongan ini sepantas kuda dan segarang singa juga, bukan sahaja siang hari bahkan malam, tetapi malangnya sebagai mat dan minah rempit. Mereka juga menangis di malam hari, tapi bukan sebagai rahib/zahid tetapi menangis kerana ditinggalkan pacar berjiwa iblis. Bukan semua, tapi angka yang didedahkan cukup membimbangkan masa depan negara.

Saudara, marilah bersama-sama kita berubah! Kita bukan sahaja dipertanggungjawabkan menyuci periuk, pinggan-mangkuk dan kuali. Tapi, di bahu kita diletakkan amanah untuk berjuang mengangkat martabat agama, bangsa dan negara! Saya ingin mengajak diri saya dan saudara sekalian, marilah kita berusaha menjadi salah seorang daripada golongan yang diungkapkan oleh perisik sebagai, "They Were Horsemen By Day and Ascetics By Night." Sekarang!!!

Makluman.

Suka saya memaklumkan bahawa pada 12-24 April 2009 saya terlibat dengan kerja lapangan di Kelantan Selatan. Sehubungan itu blog GMC, Abu Ainulyasin dan SAM (Ruangan Permata Bangsa) akan direhatkan sebentar. Diucapkan terima kasih kepada semua yang tidak jemu-jemu memberikan sokongan. Mohon maaf jika ada sebarang kesilapan. Tidak ada niat lain, melainkan untuk kebaikan kita bersama jua. Teruskan perjuangan memburu CINTA ILAHI... Semoga berjumpa lagi!


Ikhlas,
Abu Ainulyasin
Kota Bharu, Kelate

Workshop Cinta!


"Dan kamu melihat gunung-gunung itu, kamu menyangka ianya tetap di tempatnya, padahal ia bergerak seperti geraknya awan." (Surah an-Naml: 88)


Antara peristiwa yang wajib berlaku dalam dunia percintaan adalah pertemuan dan perpisahan. Apabila bertemu semuanya cantik, wangi, elok dan lain-lain lagi. "Lautan api sanggup ku renangi...", "Bintang-bintang di langit akan ku petik untukmu...", "Aku sanggup mati membelamu..." dan bermacam-macam ayat cinta lain yang biasanya akan didendangkan oleh si teruna dan dara apabila tiba masa memadu kasih. Apabila berpisah, tunggang-langgang kedua-duanya atau salah satunya. Tidak ubah seperti pengemis di Jalan Chow Kit atau di Lorong Hj. Taib Kuala Lumpur. Atau di Kg. Air Kota Kinabalu. Hehe...

Dalam geologi, konsep `pertemuan dan perpisahan` ini biasa disentuh. Malah peta dunia yang terlakar sekarang ini adalah hasil daripada konsep ini. Ia dijelaskan di dalam Teori Hanyutan Benua oleh saintis German bermana Alfred Wegener pada awal kurun ke-20. Secara ringkasnya, teori ini menyatakan bahawa permukaan bumi terletak di atas kerak bumi yang nipis. Kerak bumi ini sentiasa bergerak (bertepatan dengan Surah an-Naml: 88 di atas) disebabkan pergerakan magma di bawah kerak bumi. Segmen kerak bumi ini dikenali sebagai Plat Tektonik. Plat ini boleh bertemu dan berpisah dengan kadar pergerakan 1-5cm setahun. Sempadan plat ditandakan melalui lingkaran gempa bumi dan rangkaian gunung berapi. Teori ini boleh dibuktikan dengan beberapa cara seperti melalui cantuman plat benua dan plat kelautan, bukti fosil dan catatan sejarah.

Atas sebab itulah sejak akhir-akhir ini entri saya banyak berkisar tentang cinta. Kenapa? Ramai orang tidak faham apa itu cinta dan tidak sedar betapa besarnya kuasa cinta. Berasaskan cinta kita diciptakan. Melalui cinta bertemulah keturuanan Adam dan Hawa. Betitik-tolak dari cinta terbinanya sebuah keluarga, masyarakat sehinggalah ke tahap tamadun bangsa. Itu jikalau cinta terurus dengan baik. Jika gagal, kerana cinta juga sebuah ketamadunan itu hancur berkecai. Maka, pelbagailah takwilan masyarakat tentang cinta. Yang malangnya, saya percaya lebih separuh menggunakan kuasa cinta itu hanya pada hubungan sepasang kekasih atau suami-isteri sahaja. Mereka terlupa akan cinta yang paling agung iaitu CINTA KEPADA ALLAH.

Kita amat mudah jatuh cinta kepada sesama makhluk khususnya manusia. Baru diberikan sekuntum bunga, bukan main lagi api cintanya berkobar-kobar. Baru mendapat SMS `I love you...` sudah angau sepanjang malam. Baru melihat senyuman, sudah mula hilang siuman. Apabila dikasari, hatinya terguris bukan kepalang. Menangis sampai penuh satu tempayan. Sanggup bunuh diri pula tu... makhluk jenis ini yang harus dicintai? Yang selalunya cinta mereka membuatkan mereka lupa kepada Tuhannya? Yang hanya mampu memberikan sekuntum bunga, senyuman dan SMS cinta. Yang selalu menyakitkan hati, yang hanya beberapa jam sahaja bersama dengan kita dalam sehari, yang tidak dapat memenuhi keperluan kita, yang bicaranya kadang-kadang lebih banyak dusta daripada benar dan yang kadang-kadang cintanya disaluti nafsu kebinatangan. Mungkin tidak keterlaluan untuk saya katakan cinta itu terlalu besar untuk mereka. Mereka tidak layak diberikan cinta. Ya... memang mereka mungkin boleh memberikan kita kereta mewah, rumah mewah, tanah yang luas, perniagaan, berlian dan lain-lain lagi.

Tapi, tahukah kita darimana datangnya semua pemberian itu. Ya, pasti jawabannya adalah dari Allah. Lantas, siapa yang sebenarnya lebih pantas untuk dicintai? Semestinyalah Allah. Dialah Allah yang maha kaya, maha pengasih dan maha penyayang. Sentiasa melihat dan menatang kita. Dia tidak pernah mengantuk apatah lagi tidur. Membantu kita di waktu susah. Memberikan makan tika kita lapar. Memberikan minum tika kita kehausan. Menyembuhkan bila kita kesakitan. Bahkan bukan setakat itu, Dia jua memberikan kita nyawa untuk merasakan nikmat kehidupan. Dia berikan kita iman supaya kita tahu apa itu Tuhan. Dia berikan segala-galanya. Ya, semuanya. Hatta perasaan cinta itu sendiri juga pemberian Allah kepada kita. Dan semua itu adalah milik Allah dan kepadaNya ia akan kembali. Adakah anda masih mahu menafikan?

Justeru, saya ingin mengajak semua, marilah bersama-sama kita meletakkan cinta kepada Allah itu cinta yang teratas dan teragung. Kalau boleh biarlah hanya Dia yang kita cintai. Yang selainnya adalah hanya untuk disayangi, dikasihi dan disukai. Perjuangan hidup kita di dunia ini tiada lain tujuannya selain untuk MEMBUKTIKAN KECINTAAN kita kepada Allah. Ya... hanya kerana cinta. Kita tidak butuhkan syurga atau takutkan neraka. Yang kita mahu adalah melihat wajahNya yang maha dengan kebesaran dan kemuliaan. Adat seorang kekasih yang mabuk di lautan cinta akan sentiasa merindui kekasihnya setiap saat. Begitu juga dengan pencinta Allah. Hatinya telah dipenuhi dengan cinta Allah. Tiada tempat lagi untuk cinta-cinta yang lain. Dia terus berjuang membuktikan kecintaannya sehinggalah bertemu dengan Allah di akhirat kelak. Pertemuan itulah saat-saat paling manis di sepanjang dia bergelar manusia. Dan, itulah yang dinanti-nantikannya. Air matanya sentiasa mengalir pada setiap sepertiga malam, kerana amat sakit merindui penciptanya. Saudara, pencinta seperti inilah yang layak memimpin dunia!

Aku Dibius Cinta!


Ya Allah... jasadku terasa amat lemah sekali. Hatiku meroyan dan bicaranya menerawang jauh. Fikiranku kusut, kalut dan berbalut-balut. Aku umpama seorang penyelam yang akan lemas dipukul ombak bergulung-gulung di Segitiga Bermuda.

Amanah yang Engkau titipkan buatku berat benar adanya. Aku tersungkur... aku tak mampu lagi memikulnya. Aku sombong, angkuh dan bongkak... tika kegagahan geologi gunung-ganang menolak amanah ini, aku dengan pantas merampasnya dengan rakus.

Tapi, aku yakin belas kasihMu kepada hambaMu jauh lebih besar dan banyak daripada gugusan bintang gemintang di angkasa raya. Wahai tuhan yang maha besar! Kuatkan aku... pimpinlah tanganku. Bawalah aku ke destinasi sebenarku dengan rahmatMu yang maha luas.

Tidak ada yang bisa membantuku melainkan Engkau ya Allah... jangan tinggalkan aku. Selimutilah aku dengan rasa kecintaan menggunung kepadaMu. Bukan pada selain daripadaMu...

Janganlah dibiarkan nafsu, dunia dan syaitan melapah, menjamah dan merobek-robek sisa imanku yang masih tinggal. Aku menyintaiMu ya Allah... tolonglah aku, tolonglah aku, tolonglah... aku tahu ya Allah, sebentar lagi aku akan kembali kepadaMu...

Seni.


Bercakap tentang seni, dalam geologi pun ada menyentuh tentang konsep kesenian. Barangsiapa yang ingin menjadi Ahli Geologi, mereka mesti mempelajari sebuah kitab bertajuk Paleontologi. Kitab ini mengupas tentang kehidupan hidupan lampau. Biasanya yang disentuh adalah fosil. Fosil ini pula umumya terbahagi kepada mikrofosil (kecil, yang kadang-kadang terpaksa menggunakan mikroskop untuk melihatnya) dan makrofosil (besar). Atas sebab itu bakal atau Ahli Geologi berpeluang mempelajari satu objek dari sekecil-kecil atom sehingga sebesar-besar bumi. Apabila melihat objek yang seni, maka ia perlu kepada ketelitian, ketekunan, kepakaran, ketajaman dan jika perlu penghayatan di dalam mencerapnya. Daripada sini, bagi mereka yang bijak berfikir sebenarnya seorang Ahli Geologi semestinya juga ahli seni. Itupun jikalau konsep kesenian dalam geologi berjaya dicerna dan meresap di dalam diri mereka.

Seni... Sebenarnya apa itu seni? Saya pun tidak tahu apa itu seni... hehe, guraulah. Ada secuplikan di antara kita mengatakan seni itu ada pada silat, lukisan, nyanyian dan muzik. Betulkah? Betul... memang betul. Tapi bagi saya kalau kita menyempitkan sesuatu yang sememangnya luas, kita silap! Bagi saya seni ini adalah sangat luas. Sesuatu yang melambangkan kehalusan... ketelitian... kepakaran... kekhusyukkan/keasyikkan... kelembutan... kecantikan... keharuman... penghayatan.... ketajaman dan ketulusan. Maknanya setiap benda di dunia ini ada nilai seninya tersendiri termasuklah geologi, penulisan, pengucapan, kepimpinan dan lain-lain.

Dalam penulisan saya amat berminat dengan cara penulisan dua orang Sasterawan. Seorang Sasterawan Nusantara, Prof. Hamka. Seorang lagi Sasterawan Malaysia, Dato` Shahnon. Prof. Hamka ini lebih berkonsepkan kelemah-lembutan. Manakala Dato` Shahnon agak keras sedikit. Jikalau anda ingin mengetahui kesenian mereka di dalam penulisan, boleh membaca buku Tenggelamnya Kapal Van De Wijck dan Merantau ke Bali. Ini buku Prof. Hamka. Buku Dato` Shahnon yang terkenal pula adalah SHIT. Pelbagai metafora yang kita boleh lihat di dalam buku beliau. Apapun, bersamalah kita belajar dan mendaulatkan seni khususnya di dalam penulisan. Kerana penulis yang berjiwa seni akan menulis dengan menggunakan hatinya yang bersih dengan panduan akal. Impaknya, tulisan itu kelihatan seperti bernyawa dan menusuk ke lubuk hati pembaca. Tanpa seni, sesebuah tulisan itu mungkin umpama bangkai bernyawa. Mungkin... Bersama kita mencubanya! Babai...

6 Hari!

Saudara, tahukah anda berapa lama penciptaan langit dan bumi? Adakah 1000 tahun? 10,000 tahun? atau beribu-ribu lemon tahun? Mesti menarik perbincangan ini kan. Baiklah, sebenarnya langit dan bumi dicipta oleh Allah SWT hanya 6 hari (age, era, time) sahaja. Ini ada disebut di dalam Surah Hud ayat 7 bermaksud, "Dan Dia yang mencipta langit dan bumi dalam masa 6 hari dan adalah Arasynya di atas air...". Di dalam Alkitab terbitan Bible Society of Malaysia pun ada menyebutkan bahawa penciptaan alam ini mengambil masa 6 hari. Cuma, ada perbezaan tafsiran berkenaan dengan `6 hari` di antara Al-Quran dan Alkitab. Apapun, saya tidak berhasrat memanjangkannya di sini. Apa yang mengagumkan kita ialah, penemuan sains terkini turut membenarkan berkenaan `6 hari` itu. Menakjubkan!


Pasak motivasi yang boleh dipetik daripada kebesaran Allah SWT ini adalah berkenaan dengan disiplin masa. Apapun yang kita lakukan kalau ingin menggapai kejayaan, kita mestilah mempunyai disiplin masa yang kuat. Tempoh 6 hari itu sudah cukup untuk menjelaskan kepada kita betapa perlunya perancangan sebelum menuntaskan sesuatu. Mesti ada penjadualan kerja. Dan, wajib ada sasaran. Ungkapan `masa itu emas` sudah tidak relevan lagi sekarang ini. Kerana, masa itu hakikatnya jauh lebih berharga daripada emas. Emas hilang boleh diganti. Masa yang berlalu, kerat jari sekalipun tidak akan kembali. Pemimpin Jepun pun telah meletakkan disiplin masa sebagai resolusi teratas untuk bangkit selepas kehancuran Hiroshima dan Nagasaki. Demikianlah kepentingan di dalam pengurusan masa.


Persoalannya sekarang, bagaimanakah yang dikatakan seorang yang mempunyai disiplin masa yang kuat? Dimudahkan bicara, pada saya seseorang itu dikatakan mempunyai disiplin masa yang kuat apabila, 1. Tidak bertangguh, 2. Membuat perancangan sistematik sebelum melakukan sesuatu, 3. Melaksanakan perancangan itu bersungguh-sungguh (sebelum, semasa dan selepas), 4. Menyelesaikan sesuatu masalah secara berkumpulan sekiranya ia lebih efektif (bijak menggunakan kemudahan yang ada), 5. Mendahulukan perkara yang perlu/senang terlebih dahulu sebelum yang kurang perlu/sukar, 6. Menyediakan keperluan urusan pada esok hari sebelum tidur (sentiasa bersedia lebih awal) dan 7. Sentiasa mengisi masa sewaktu lapang dan sihat, kerana kita tidak tahu bila masanya kita tiba-tiba sibuk dan sakit. Saya masih ingat pesan seorang kawan genius saya sewaktu di matrikulasi dulu, beliau mengatakan "... kasih sibuk-sibuk bah itu diri dengan kerja-kerja yang berfaedah...". Selamat mencuba!

PEMBERITAHUAN.

Ayat-ayat Al-Quran yang dipaparkan dalam blog ini adalah ayat yang bersifat SAINTIFIK. Justeru, GMC mengharapkan agar pengunjung-pengunjung yang bukan beragama Islam tidak berasa rimas melayari blog ini. GMC juga amat berbesar hati sekiranya ada pengunjung daripada agama lain yang sudi berkongsi ayat-ayat bersifat SAINTIFIK yang terdapat di dalam Kitab agama masing-masing. Sekiranya ada, sila tinggalkan di ruangan komen atau emelkan ke yangmemakmurkan@gmail.com. Terima kasih.

Tanah runtuh dan matlamat hidup. Kaitannya?


"... ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia..." (At-Taubah: 109)


Tragedi tanah runtuh di Bukit Antarabangsa, masih ingat? Ya, saya tumpang sedih atas apa yang telah berlaku. Takziah diucapkan kepada keluarga allahyarham/allayarhamah. Didoakan agar roh mereka yang telah pergi akan dicucuri rahmat.

Seperti mana yang kita ketahui, tragedi ini telah menyebabkan kerosakan teruk pada harta benda, kehilangan nyawa dan kecederaan. Amat tragis! Bagaimana insiden ini boleh berlaku? Adakah ianya disebabkan oleh struktur bangunan yang gagal? Adakah disebabkan oleh gegaran jentera berat yang lalu-lalang? Atau adakah disebabkan oleh hantu yang menghuni di kawasan tersebut? Jawapannya mungkin ya dan mungkin juga tidak.

Pakar-pakar yang berkaitan telah memberikan pandangan mereka termasuk pakar geologi dari universiti tempatan. Rakan-rakan Ahli Geologi yang bertugas di HQ dan berhampiran turut bergegas turun ke lokasi kejadian bagi menjalankan siasatan. Apa yang saya boleh simpulkan adalah, tanah runtuh boleh berlaku disebabkan banyak faktor. Tapi, bagi kes di Bukit Antarabangsa tanah runtuh itu berlaku disebabkan oleh tapak bangunan yang lemah. Sehingga tapak ini tidak mampu memikul beban bangunan yang ada di atasnya. Lantas tanah runtuh bersama dengan bangunannya sekali.

Secara geologinya, lemah atau kuatnya tapak ini bergantung kepada beberapa perkara seperti jenis batuan dasar, struktur geologi di kawasan tersebut, sistem air bawah tanah, kecerunan/ketinggian tapak binaan dari paras laut dan pokok/rumput yang menutupi permukaan. Maknanya, bagi mempastikan tapak itu kukuh harus dimuktamadkan bahawa batuan dasarnya keras, tiada/kurang struktur seperti sesar (retakan besar) dan kekar (retakan kecil) terutamanya di bawah tapak pembinaan bangunan tersebut, sistem air bawah tanah yang tidak mengancam keselamatan tapak, kekuatan struktur bangunan yang sepadan dengan kecerunan/ketinggian di mana ia dibina dan pokok/rumput ditanam sebagai penutup permukaan daripada tindakan hakisan.

Saudara, inilah natijah buruk yang kita terima sekiranya kita membina bangunan di atas tapak yang lemah. Demikian jugalah perkaitan di antara diri kita dan matlamat hidup. Diri kita juga akan `runtuh` seperti mana bangunan di Bukit Antarabangsa sekiranya kita tidak mempunyai matlamat hidup yang kuat, tepat dan jelas. Hidup tanpa matlamat umpama kita memanah tanpa sasaran. Bagai kita berjalan di dalam gelap. Seperti seorang buta tidak bertongkat yang terlari-lari dikejar anjing liar. Ya, saya percaya ramai yang tahu betapa perlunya ada matlamat ini. Tapi, saya yakin sedikit sahaja yang tahu bagaimana membentuk matlamat yang kuat, tepat dan jelas. Bagaiamana? Caranya adalah, jangan pisahkan matlamat kita dengan tujuan Allah SWT menciptakan kita. Kalau dipisahkan juga, sia-sialah hidup kita. Hanya fatamorgana.

Baik, tujuan Allah SWT ciptakan kita adalah untuk mengabdikan diri kepadaNya sebagai hamba bertakwa dan memakmurkan bumi ini dengan perintahNya, selaku khalifah. Ada dua kata kunci di sini, iaitu `Hamba Bertakwa` dan `Khalifah`. Ekoran itu, apa sahaja matlamat hidup yang kita bentuk mestilah mengarah ke arah dua kata kunci ini. Kebanyakan kita sedari kecil sudah diajar membentuk matlamat hidup. Malangnya, hampir semuanya sekular! Sebagai contoh, ibubapa/cikgu mungkin pernah bertanya kepada kita, "... Ali, apabila besar awak nak jadi apa?". Biasanya si Ali akan menjawab, "...abapila besar saya nak jadi doktor/guru/jurutera/dll..." Nampak? Hampir mustahil kita pernah mendengar sesiapa sahaja menjawab, "...apabila besar saya nak jadi doktor yang bertakwa dan menggunakan kepakaran saya untuk memakmurkan muka bumi ini..." Betul?

Kesimpulannya... kuat, tepat dan jelaskanlah matlamat hidup kita! Dan, yang paling penting jangan menjadi sekular. Pastikan matlamat yang dibentuk adalah selari dengan tujuan yang Maha Kuasa menciptakan jin dan manusia. Masih ada ruang untuk kita memperbetulkan kesilapan lalu. Tidak kira kita sebagai individu, ibubapa, guru, pemimpin dan seumpama dengannya. Jangan sampai suatu hari nanti, kita akan menyalahkan diri sendiri dan disalahkan pula oleh anak murid atau anak kita kerana kegagalan kita mengajar mereka membentuk matlamat hidup yang sebenar. Selamat mencuba!

Makluman


Saya sedang menghadiri Taklimat UNESCO di UKM. Harap maaf kerana, blog ini tidak dapat dikemaskini untuk beberapa hari. Apapun, teruskan bersama GMC demi pembinanaan peribadi yang unggul. Terima kasih!

Selamat Tahun Baru Cina!


Saya mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan Xin Nian Kuaile dan Gong Xi Fa Cai kepada seluruh rakyat Malaysia berbangsa Tiong Hua.

Diberikan Betis, Nak Peha. Diberikan Peha, Nak...?


Apa khabar pembaca GMC sekalian? Saya doakan moga sihat dan ceria hendaknya di samping orang tersayang. Rasanya, sudah agak lama saya tidak mengemaskinikan blog ini. Bukan disengajakan, tapi dihambat dengan pelbagai kesibukan dan termasuk memberikan sedikit komitmen untuk memajukan blog Suara Anak Marudu (SAM). Sebenarnya blog ini baru diwujudkan dengan kerjasama beberapa orang anak tempatan Kota Marudu yang terdiri daripada pelbagai latarbelakang bangsa, agama, tempat, fahaman politik dan kepakaran. Uniknya blog ini adalah kerana, walaupun terdapat pelbagai perbezaan tapi sidang redaksi SAM tetap boleh bersatu di atas nama `kesederhanaan` demi membela nasib rakyat di Kota Marudu yang suatu masa dulu terkenal dengan dengan kemiskinannya. Mungkin juga sehingga kini? Pada umumnya, blog ini diwujudkan untuk menjadi satu medan bersuara khususnya anak-anak kelahiran Kota Marudu. Bersuara khususnya tentang permasalahan rakyat di daerah ini agar dapat diselesaikan oleh pihak-pihak yang berkenaan. Jika ingin mengetahui perkembangan terkini Kota Marudu, blog ini adalah yang terbaik untuk anda (sila klik di sini).

Baik... kita tinggalkan iklan itu sebentar. Kita pergi kepada pokok perbincangan. Saudara, kita selalu dengar, "diberikan betis nak peha...". Rasanya tidak perlu saya menerangkan maksudnya. Saya yakin saudara pun mengetahuinya. Cuma, saya ingin kaitkan peribahasa ini dengan sebuah cerita pendek berkenaan dengan seorang manusia yang bekerja sebagai tukang batu bernama Ali. Yang mahu menjadi makhluk terkuat di muka bumi (kerjaya sebagai tukang batu ini ada kaitan sedikit-sebanyak dengan Ahli Geologi dalam bidang tukul menukul batu).

Ceritanya macam ini... di sebuah kawasan pergunungan, Ali sedang menukul kaki gunung bagi mendapatkan bongkah-baongkah batu untuk dijual. Sedang si Ali khusyuk menukul batu tiba-tiba sang matahari memancarkan cahayanya dengan begitu terik. Ali berasa amat kepanasan. Lalu, dengan sifat tamak yang ada pada Ali, dia bermohon pada Allah SWT untuk menjadikan dirinya sebagai matahari. Kerana dia merasakan matahari itu lebih kuat daripadanya. Allah SWT makbulkan, Ali pun menjadi matahari.

Ali dengan sombongnya mengeluarkan cahayanya sehingga memanaskan tukang-tukang batu yang lain. Tidak semena-mena, sekumpulan awan pun lalu. Apa lagi, cahaya si Ali pun terhalang dek awan yang lalu itu. Si Ali rasa dirinya tercabar dan tidak hebat lagi. Lantas dia berdoa lagi supaya dirinya yang sekarang matahari ditukarkan kepada awan. Dimakbulkan. Kini dia boleh mengalahkan si matahari.

Dalam keadaan dia ketawa terbahak-bahak umpama orang yang baru menang nombor ekor, TOTO (tipu orang tiada otak) ha ha ha, tiba-tiba dia merasakan dirinya bergerak. Rupanya, angin sedang bertiup dan menggerakkan si Ali ke sana-sini. Seperti biasa, Ali masih tidak berpuas hati. Tidak cukup dengan betis dia nak yang lebih atas lagi. Tanpa melengahkan masa Ali berdoa minta dijadikan angin. Dimakbulkan juga.

Dengan menggunakan kegagahannya, dia melanggar semua awan yang menghalangnya. Si Ali merasakan dialah yang paling kuat dan berkuasa kini. Tiba-tiba di satu sudut, pergerakannya terhalang oleh satu tembok yang besar. Apabila dilihat sekitar, rupa-rupanya tembok itu adalah gunung yang ditukulnya sewaktu menjadi tukang batu dahulu.

Justeru, dengan tidak memikir panjang lagi dia berdoa agar ditukarkan daripada angin menjadi gunung. Dengan sifat pemurahNya, dimakbulkan juga permintaannya itu. Kini Ali menjadi gunung yang gah berdiri menjadi pasak bumi. Dengan hati yang haloba, dia melihat sekitar permukaan bumi dengan angkuhnya. Lalu dia menjerit, "... ha ha ha! akulah yang paling perkasa di muka bumi ini!!!..." Gayanya berucap umpama presiden Amerika Syarikat yang baru menang pilihanraya.

Dalam keasyikannya mengalunkan intonasi ucapannya yang ala-ala Presiden Soekarno itu, tiba-tiba terasa semacam ada `semut` menggigit kakinya. Apabila ditoleh, rupa-rupanya kakinya sedang ditukul oleh si tukang batu. Alangkah menyesalnya dia... rupanya si tukang batu itu adalah lebih kuat dan berkuasa daripadanya. Tidak lama lagi gunung itu akan rata dikerjakan oleh si tukang-tukang batu tadi. Tapi... pada masa ini, menyesalpun tidak berguna lagi. Kerana, Allah SWT tidak lagi mendengar doanya. Menangislah si Ali yang kini menjadi gunung menanti saat-saat kemusnahan...

Saudara, demikianlah ceritanya. Apa yang saya faham maksud peribahasa itu adalah, bahawa kita tidak pernah puas dengan apa yang kita ada sekarang (walaupun itulah sebenarnya yang terbaik). Kita inginkan sesuatu yang `lebih` berbanding yang sedia ada. Saya percaya, rata-rata manusia mempunyai sifat seperti ini. Ada baik dan buruknya mempunyai sifat tersebut. Buruknya adalah, orang tamak selalu rugi bagai anjing dengan bayang-bayang. Baiknya pula adalah kita akan terdorong untuk sentiasa berusaha dan berdoa untuk menjadi yang terbaik. Dengan syarat!!! pastikan perubahan itu didasarkan kepada sifat bersyukur dan redha dengan takdir yang Allah SWT tentukan buat kita. Ingat!!! Jangan menjadi seperti orang diberikan betis, nak peha. Siapa tahu pehanya berkurap, ha ha ha. Okey............ semoga ada manfaatnya untuk anda! dan juga untuk saya. Jumpa lagi...



Nota: Cerita asal bagi post ini telah diubahsuai secara bebas oleh penulis, tapi tetap memelihara asas jalan cerita dan seni penulisannya.

Antara Intan (Diamond) dan Perjuangan Anak Marudu!


Saya pasti semua tahu apa itu intan. Intan merupakan sejenis mineral/batu permata yang paling sukar dicari. Paling mahal dan paling keras (10 skala mohs). Sebab sifat-sifat istimewa itu, intan amat diperlukan di dalam industri berat ataupun ringan. Salah satu kegunaan intan dalam industri adalah sebagai mata gerudi bagi tujuan penggerudian kerak bumi yang dalam. Selain itu intan juga melambangkan kemewahan dan kasih-sayang. Dan... ada yang menggunakan intan sebagai tujuan perubatan (betul kaitu Sdr. Mufakiralam? hehe). Tapi, tahukah anda bagaimana intan terbentuk dan dimana ia boleh didapati? Adakah intan ini wujud di Malaysia? Atau di Kota Marudu? hehe...

Ringkasnya, intan hanya terbentuk melalui kombinasi tekanan dan suhu yang sesuai (tekanan kira-kira 45-60 kilobars dan suhu 900–1300 °C). Tempat kombinasi yang sesuai ini hanya terdapat di dua tempat sahaja. Pertama di Cratons (kerak benua yang tua dan stabil. Berusia paling kurang 500 juta tahun dan ada sesetengahnya lebih 2 bilion tahun. Kedalamannya kira-kira 140–190 kilometer di bawah permukaan bumi) dan kedua pada litosfera bumi yang terkena hentaman meteorit. Di Malaysia tempat yang tertua adalah Formasi Macichang, Langkawi (berusia Cambrian iaitu lebih kurang 500 juta tahun). Maknanya, di Malaysia tiada intan. Apatah lagi Kota Marudu yang buminya masih muda. Tapi, berdasarkan kajian kemungkinan wujud intan di sempadan antara Sabah Sarawak dan Kalimantan. Adeh... kempunanlah kita, hehe.

Baik... kaitan intan dengan perjuangan? Saya jawab begini, apa ertinya semua keitimewaan intan itu kalau tidak dikeluarkan/terkeluar ke permukaan bumi dan diproses untuk manfaat hidup manusia? Apa ertinya intan itu kalau hanya terperap di dalam perut bumi? Ya, saya yakin anda bersetuju dengan saya bahawa tiada ertinya intan itu walau keistimewaannya setinggi langit, kalau tidak keluar dari `pertapaannya`. Justeru, demikian jugalah ceritanya tentang golongan cerdik pandai (`intan`) di Kota Marudu ini. Saya percaya kita tidak kekurangan golongan seperti ini. Tapi, amatlah malang kalau sekadar cerdik dan pandai tapi tidak mahu/boleh memberikan sumbangan kepada pembangunan anak bangsa di Kota Marudu. Golongan seperti ini adalah golongan yang hanya mementingkan diri sendiri. Tidak menghiraukan nasib orang-orang di sekitarnya.

Saya teringat kisah sebuah kaum pada zaman dahulu. Kaum ini adalah kaum yang telah rosak akhlaknya. Mereka tidak patuh pada perintah Tuhan yang menciptakan mereka. Mereka angkuh dan sombong kepada Tuhan mereka. Lalu, Allah mengutuskan malaikat untuk menghancurkan kaum itu. Apabila malaikat turun ke bumi, malaikat itu nampak masih ada dua orang sedang sujud kepadaNya. Malaikat itu melaporkan kepada Allah tentang perkara itu. Lantas, Allah berfirman kepada malaikat itu, "... hancurkan yang dua orang itu dulu! Kemudian hancurkan yang lain...". Ini kerana, dua orang yang sedang sujud itu tidak memperdulikan orang di sekitar mereka yang sedang rosak.

Saudara, inilah akibatnya jikalau kita hanya memikirkan diri kita sendiri. Inilah akibatnya kalau kita tidak memikirkan soal pembangunan agama, bangsa dan negara kita. Jadi, saya menyeru khususnya kepada yang belum mendapat seru... keluarlah dari `pertapaan` kalian yang panjang. Sanguru telah merintis jalan keluar dari gua itu, sama-samalah kita mengikut jejaknya... Ya, kita bukan jutawan yang boleh menyumbang berjuta-juta. Kita bukan mahaguru yang penuh berhikmah. Dan... kita bukan pahlawan yang sanggup menggadaikan nyawa. Tapi... sekurang-kurangnya, bersuaralah. Bersuaralah... bersama-sama dengan Suara Anak Marudu (SAM). Demi... membina sebuah tamadun bangsa di Kota Marudu tercinta ini. Janganlah menjadi seperti intan yang hanya terperap di dalam bumi. Keluarlah wahai `intan-intan` Kota Marudu.... Wallahua`lam.
Related Posts with Thumbnails

WHAT DOES GEOLOGIST DO

Geologists work to understand the history of our planet. The better they can understand Earth’s history the better they can foresee how events and processes of the past might influence the future.

WHAT IS GEOLOGY

Geology is the study of the Earth, the materials of which it is made, the structure of those materials, and the processes acting upon them. It includes the study of organisms that have inhabited our planet. An important part of geology is the study of how Earth’s materials, structures, processes and organisms have changed over time.

GEOLOGY AS A CAREER

Geologists work in a variety of settings. These include: natural resource companies, environmental consulting companies, government agencies, non-profit organizations, and universities. Many geologists do field work at least part of the time. Others spend their time in laboratories, classrooms or offices. All geologists prepare reports, do calculations and use computers.

  © Blogger templates GeoMotivator.Com by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP